Kantor Berita Internasional Ahlulbait — ABNA — Berdasarkan temuan Pusat Riset dan Informasi Knesset, dari Januari 2024 hingga Juli 2025, tercatat 36 tentara Israel tewas akibat bunuh diri, sementara total 279 kasus percobaan bunuh diri terjadi dalam kurun 18 bulan terakhir.
Laporan tersebut menegaskan adanya peningkatan drastis kasus bunuh diri di kalangan pasukan cadangan sejak dimulainya perang Gaza. Banyak dari mereka yang hanya dilatih untuk misi singkat, kini dipaksa bertugas dalam operasi militer jangka panjang, menimbulkan tekanan mental ekstrem.
Anggota Knesset, Ofer Kasif, memperingatkan bahwa “epidemi bunuh diri di militer Israel” dapat meningkat setelah perang berakhir dan menuduh pemerintah “mengirim pasukan ke medan perang lalu meninggalkan mereka menghadapi trauma sendirian.”
Analis politik Abu Imad menyebut fenomena ini sebagai cerminan kehancuran moral dan psikologis internal dalam militer Zionis. Ia menegaskan bahwa peningkatan 200–300 persen kasus bunuh diri dibanding tahun-tahun sebelumnya menunjukkan kegagalan total dalam menjaga stabilitas mental tentaranya.
Menurutnya, sebagian tentara bunuh diri karena rasa bersalah atas kejahatan perang di Gaza, sementara sebagian besar lainnya disebabkan tekanan hidup, konflik rasial internal, pelecehan seksual di unit militer, dan kehancuran hubungan keluarga.
Abu Imad menambahkan bahwa militer Israel berusaha menutupi fakta ini untuk menjaga citra publik, namun kebocoran data internal menunjukkan krisis kepercayaan dan identitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di tubuh militer Zionis.
Fenomena ini terjadi ketika agresi Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari 68.500 warga Palestina gugur syahid, menambah beban moral yang kini menghantui para serdadu rezim pendudukan.
Your Comment